(OLEH : DINAR WULANDARI)
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, informasi mengenai narkoba dapat dengan mudah diakses di berbagai lini masa. Berita mengenai artis maupun public figure yang tertangkap basah menggunakan narkoba pun masih mengisi media-media di layar kaca tanah air. Mengapa di zaman yang kian maju, dimana dampak negatif narkoba sudah dapat diketahui secara meluas, masih banyak kasus narkoba yang mengisi kolom berita di Indonesia? Rupa-rupanya masih banyak yang baru sampai pada tahap mengetahui Narkoba hanya sebatas kaitannya dengan gangguan fisik seperti komplikasi medis terhadap fisik seperti kelainan paru-paru, liver, jantung, ginjal, pankreas dan gangguan fisik lainnya[1]. Padahal dampak narkoba tidak hanya sebatas menghancurkan segi fisik sang pengonsumsi saja, tetapi dapat merusak kehidupan sosialnya, fungsi psikologisnya bahkan mengalami gangguan jiwa. Dilansir dari situs health-liputan6.com, gangguan jiwa yang tingkatnya paling tinggi diakibatkan oleh penggunaan narkoba[2]. Gangguan jiwa yang dialami diantaranya gangguan kecemasan, depresi, gangguan psikotik atau skizofrenia, gangguan afektif (sering merasa sedih), gejala mania (respons berlebihan, banyak tertawa, banyak optimis), paranoid (sering curiga), hingga gangguan-gangguan lain akibat zat tertentu (alkohol dan narkoba)[1]. Pengobatan pasien gangguan jiwa karena narkoba pun membutuhkan waktu dan pengobatan oral serta terapi yang lebih lama. Belum lagi terdapat obat khusus untuk mengatasi ketergantungan narkoba tersebut[2]. Jika terjadi kebergantungan narkoba maka bidang yang paling bertanggung jawab adalah bidang psikiatri, karena gangguan mental yang disebabkan zat narkotika mengganggu sinyal penghantar syaraf (sistem neurotransmitter) didalam susunan syaraf sentral (otak). Gangguan neurotransmitter ini akan mengganggu fungsi kogitif (daya pikir dan memori), fungsi afektif (perasaan dan mood), psikomotorik (perilaku dan gerakan), dan komplikasi medis[3]. Mantan pencandu narkoba pun sangat sulit untuk kembali ke kehidupan normal seperti sebelum mengonsumi narkoba. Banyak aspek-aspek dalam kehidupan yang dirugikan seperti kehilangan pekerjaan, putus sekolah, kerugian finansial yang besar untuk membeli narkoba, hubungan yang tidak harmonis dengan keluarga, stigma oleh masyarakat, penilaian dari teman-teman sebaya dan berbagai kemunduran fungsi sosial lainnya. Sementara itu, penanganan dengan rehabilitasi belum optimal diimplementasikan di Indonesia dibandingkan dengan di negara-negara lain yang sudah ada penanganan rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), hingga saat ini terdapat empat juta korban penyalahgunaan narkoba yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 18.000 atau 0,47 persen yang mendapatkan layanan terapi dan rehabilitasi[3]. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan berkembangnya zaman yang sudah semaju sekarang pun pemulihan untuk kasus narkoba masih membutuhkan upaya yang sangat keras sedangkan sistem rehabilitasi di Indonesia untuk mantan pecandu pun belum diberlakukan secara optimal. Oleh karena itu, dengan dampak negatif yang begitu besar, hindari pemakaian narkoba. Sebarkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai dampak narkoba, carilah alternatif lain untuk mengatasi masalah Anda, terutama saat keinginan atau ajakan teman untuk menggunakan narkoba muncul. Salah satunya adalah mengkomunikasikan kepada dokter, guru, orangtua maupun orang terdekat ketika Anda mengetahui bahwa lingkungan disekitar Anda mengonsumsi narkoba, jangan biarkan diri Anda terjerumus ke dalam Narkoba. Lakukanlah aktivitas-aktivitas yang Anda senangi dan bermanfaat seperti berolahraga, melukis, bersepeda, meditasi/relaksasi, dan apapun hobi positif yang Anda geluti. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat menjadi solusi untuk mengatasi stress dan emosi-emosi negatif Anda sehingga tidak muncul keinginan untuk mencoba-coba narkoba. Bila teman-teman Anda mengajak Anda untuk menggunakan narkoba, maka cobalah untuk bersikap asertif, memiliki kemampuan untuk menolak tanpa memusuhi teman Anda dan bergabunglah dengan komunitas baru yang tidak terpapar oleh narkoba. |
“Say No to Narkoba, Say Yes For Mental Health!”
|